Radiofarmakologi

Radiofarmakologi atau radiokimia medisinal adalah ilmu radiokimia terapan untuk obat dan farmakologi dari radiofarmasi (produk obat radioaktif). Radiofarmasi digunakan di bidang kedokteran nuklir sebagai perunut radioaktif (radioactive tracer) dalam pencitraan medis dan terapi untuk berbagai penyakit (misalnya, brakiterapi). kebanyakan produk radiofarmasi berupa teknesium-99m (Tc-99m) yang berguna sebagai nuklida perunut radioaktif karena memancarkan sinar gama. Tc-99m yang digunakan untuk pencitraan dan studi fungsi organ dari otak, miokardium, tiroid, paru-paru, hati, kantung empedu, ginjal, kerangka, darah dan tumor.[1]

Istilah radioisotop, yang secara umum digunakan untuk merujuk seluruh isotop radioaktif (radionuklida), dulunya juga digunakan untuk merujuk semua produk radiofarmasi, dan penggunaan istilah ini masih umum dipakai. Namun, secara teknis banyak produk radiofarmasi yang berupa penggabungan antara atom perunut radioaktif ke molekul yang mempunyai efek obat, yang terlokalisasi dalam tubuh, yang memungkinkan atom radionuklida perunut menjadi mudah terdeteksi dengan kamera gamma atau alat pencitraan gamma lainnya. Contohnya adalah fludeoksiglukosa, yakni fluor-18 yang digabungkan dengan deoksiglukosa. Beberapa radioisotop (seperti galium-67, galium-68, dan radioiodin) dapat digunakan secara langsung dalam bentuk garam yang larut air, tanpa modifikasi lebih lanjut. Penggunaannya akan bergantung pada sifat kimia dan biologis dari radioisotop tersebut agar dapat terlokalisasi dalam tubuh.

Wadah timbal untuk kapsul Iodin-123
  1. ^ Schwochau, Klaus.

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by razib.in