Rainer Weiss | |
---|---|
Lahir | 29 September 1932 Berlin, Jerman |
Kewarganegaraan | Amerika Serikat |
Almamater | MIT |
Dikenal atas | Mempelopori observasi gelombang gravitasi interferometrik laser. |
Penghargaan | Penghargaan Einstein (2007) oleh American Physical Society Penghargaan Fisika Dasar (2016) Penghargaan Gruber dalam bidang Kosmologi (2016) Penghargaan Shaw (2016) Penghargaan Kavli (2016) Penghargaan Harvey (2016) Penghargaan Putri Asturias (2017) Penghargaan Nobel Fisika (2017) |
Karier ilmiah | |
Bidang | Fisika, fisika laser, gravitasi eksperimental, pengukuran latar belakang kosmik |
Institusi | MIT |
Disertasi | Stark Effect and Hyperfine Structure of Hydrogen Fluoride (1962) |
Pembimbing doktoral | Jerrold R. Zacharias |
Mahasiswa doktoral | Shaoul Ezekiel, Nelson Christensen, Peter Fritschel, Michelle Stephens, Joseph Kovalik, Joseph Giaime, Nergis Mavalvala, Partha Saha, Brett Bochner, Brian Lantz, Julien Sylvestre, Ryan Lawrence, Rana Adhikari |
Mahasiswa ternama lain | Bruce Allen |
Rainer Weiss (lahir 29 September 1932) adalah seorang ahli fisika dan profesor di MIT, warga negara Amerika Serikat yang mendapat Penghargaan Nobel Fisika tahun 2017 bersama Kip Thorne dan Barry Barish untuk hasil penemuan mereka mengenai detektor LIGO dan observasi gelombang gravitasi.
Weiss diperkirakan akan mendapatkan hadiah berupa uang sebesar 9 juta kronor Swedia (Rp 14,19 miliar). Setengah dari hadiah itu dibagi du untuk Kip Thorne dan Barry Barish. Diumumkan di Stockholm oleh Royal Swedish Academy of Sciences hari Selasa (3/10/2017).[1]
|website=
(bantuan)