Reaktor pembiak atau breeder reactor adalah sebuah reaktor nuklir yang menghasilkan lebih banyak bahan fisil daripada yang dikonsumsinya.[1] Reaktor pembiak dapat melakukan hal tersebut karena jumlah neutronnya cukup tinggi untuk menghasilkan lebih banyak bahan bakar fisil daripada yang reaktor-reaktor tersebut gunakan, dengan iradiasi dari sebuah bahan biak, seperti uranium-238 atau torium-232 yang dimuat ke dalam reaktor bersama dengan bahan bakar fisil. Reaktor jenis ini menurut konsepnya dapat dianggap sebagai 'reaktor neutron super' efisiensi tinggi karena menggunakan banyak partikel neutron dan energi dari isotop fisil utama sendiri juga partikel neutron serta energi dari isotop peluruhan transuranik dan produk fisi sekunder lain yang dihasilkan dalam reaktor.
Reaktor pembiak dapat mencapai ini karena faktor ekonomi neutronnya yang cukup tinggi untuk menghasilkan lebih banyak bahan bakar fisil daripada yang mereka gunakan. Neutron ekstra ini diserap oleh bahan subur yang dimuat ke dalam reaktor bersama dengan bahan bakar fisil. Bahan subur yang disinari ini pada gilirannya berubah menjadi bahan fisil yang dapat mengalami reaksi fisi. Peluruhan radioaktif neutron isotop akan melepaskan energi. Umumnya beberapa jenis peluruhan dari bahan radioaktif akan melepaskan partikel alfa, beta, gama, proton, elektron, positron, neutron atau sinar x juga energi dalam intensitas relatif kecil mikro, juga menghasilkan beberapa materi isotop radioaktif lain dalam rantai peluruhan decay chain pada waktu paruh secara alami maupun buatan. Fenomena gejala radioaktifitas ini dimanfaatkan manusia untuk berbagai keperluan walau terdapat dampak yang kurang baik.[1][2]
Reaktor breeder pada awalnya ditemukan menarik karena mereka menggunakan bahan bakar uranium lebih lengkap daripada reaktor air ringan seperti bahan bakar campuran, tetapi minat menurun setelah tahun 1960-an, karena lebih banyak cadangan uranium ditemukan, dan metode baru pengayaan uranium mengurangi biaya bahan bakar.