Realisme sosial adalah istilah yang digunakan untuk karya yang dihasilkan oleh pelukis, pembuat grafis, fotografer, penulis, dan pembuat film yang bertujuan untuk menarik perhatian terhadap kondisi sosial politik dari kelas pekerja agar menjadi sarana mengkritisi struktur kekuasaan di balik kondisi tersebut. Meskipun karakteristik gerakan ini berbeda-beda di setiap negara, namun bisa dipastikan selalu menggunakan bentuk realisme deskriptif atau kritis.[1]
Istilah ini kadang-kadang lebih sempit digunakan untuk gerakan seni yang berkembang antara dua Perang Dunia sebagai reaksi terhadap kesulitan dan masalah yang diderita oleh orang-orang biasa setelah Depresi Besar. Untuk membuat karya seni mereka lebih mudah diakses oleh khalayak yang lebih luas, seniman beralih ke penggambaran realis pekerja anonim serta selebriti sebagai simbol kekuatan heroik dalam menghadapi kesulitan. Tujuan para seniman dalam melakukannya adalah politis karena mereka ingin mengungkap kondisi yang memburuk dari kelas pekerja dan miskin dan meminta pertanggungjawaban sistem pemerintahan dan sosial yang ada.[2]
Realisme sosial jangan disamakan dengan realisme sosialis, bentuk seni resmi Soviet yang dilembagakan oleh Joseph Stalin pada tahun 1934 dan kemudian diadopsi oleh sekutu partai-partai Komunis di seluruh dunia. Keduanya juga berbeda dengan realisme biasa karena tidak hanya menampilkan kondisi orang miskin, tetapi juga dengan menyampaikan ketegangan antara dua kekuatan yang berlawanan, seperti antara petani dan tuan feodalnya.[1] Namun, terkadang istilah realisme sosial dan realisme sosialis digunakan secara bergantian.[3]