Riau | |
---|---|
Transkripsi bahasa Melayu | |
Julukan:
| |
Motto: | |
Negara | Indonesia |
Dasar hukum pendirian | UU RI No. 19/drt Tahun 1957 |
Hari jadi | 9 Agustus 1957 |
Ibu kota | Kota Pekanbaru |
Kota besar lainnya | Kota Dumai |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Gubernur | Rahman Hadi (Pj.) |
• Wakil Gubernur | lowong |
• Sekretaris Daerah | S. F. Hariyanto |
• Ketua DPRD | Yulisman |
Luas | |
• Total | 89.935,90 km2 (34,724,45 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 6.969.031 |
• Kepadatan | 77/km2 (200/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia (resmi), Melayu Riau (dominan), Jawa, Minangkabau, Batak, Banjar, Loncong, Tionghoa, Bugis, Lainnya |
• IPM | 74,95 (2023) tinggi[5] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | 28xxx-29xxx |
Kode area telepon | Daftar
|
Kode ISO 3166 | ID - RI |
Pelat kendaraan | BM |
Kode Kemendagri | 14 |
Kode BPS | 14 |
DAU | Rp 1.603.291.532.000,00- (2020)[6] |
Lagu daerah | |
Rumah adat | Selaso Jatuh Kembar |
Senjata tradisional | |
Flora resmi | Nibung |
Fauna resmi | Serindit |
Situs web | riau |
Riau (Jawi: رياو) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pantai timur pulau Sumatra bagian tengah. Wilayah pesisirnya berbatasan dengan Selat Malaka. Hingga tahun 2004, provinsi ini juga meliputi Kepulauan Riau, sekelompok besar pulau-pulau kecil (pulau-pulau utamanya antara lain Pulau Batam dan Pulau Bintan) yang terletak di sebelah Timur Sumatra dan sebelah Selatan Singapura. Kepulauan ini dimekarkan menjadi provinsi tersendiri pada Juli 2004.
Ibu kota dan kota terbesar di provinsi Riau adalah Pekanbaru, dan kota besar lainnya setelah Pekanbaru adalah kota Dumai. Berdasarkan hasil Badan Pusat Statistik Riau tahun 2022, penduduk provinsi Riau berjumlah 6.493.603 jiwa, dengan kepadatan penduduk 75 jiwa/km², dan pada pertengahan 2024 berjumlah 6.969.031 jiwa peduduk.[3][4]
Riau saat ini merupakan salah satu provinsi terkaya di Indonesia, dan sumber dayanya didominasi oleh sumber alam, terutama minyak bumi, gas alam, karet, kelapa sawit dan perkebunan serat. Tetapi, penebangan hutan yang merajalela telah mengurangi luas hutan secara signifikan, dari 78% pada 1982 menjadi hanya 33% pada 2005.[7] Rata-rata 160.000 hektare hutan habis ditebang setiap tahun, meninggalkan 22%, atau 2,45 juta hektare pada tahun 2009.[8] Deforestasi dengan tujuan pembukaan kebun-kebun kelapa sawit dan produksi kertas telah menyebabkan kabut asap yang sangat mengganggu di provinsi ini selama bertahun-tahun, dan menjalar ke negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.