Ritus Bizantin

Ikonostasis Gereja Katedral Uglic, Rusia
Imam memimpin liturgi pagi di Argos, Yunani

Ritus Bizantin (bahasa Latin: Ritus Byzantinus), yang kadang-kadang disebut Ritus Yunani atau Ritus Konstantinopel, adalah ritus liturgis yang identik dengan berbagai amalan resmi, devosional, dan kebudayaan yang berkembang di lingkungan Gereja Kristen Timur di Konstantinopel.[1] Ritus Bizantin digunakan dalam Gereja Orthodox Timur dan Gereja Katolik Timur

Ibadat-ibadat hariannya rumit dan berlangsung sangat lama, kira-kira sampai delapan jam (lebih lama lagi pada masa Puasa Agung), tetapi diringkas untuk keperluan penyelenggaraan ibadat harian di luar biara-biara besar.[2] Panti imam dan panti umat di gereja-gereja ritus Bizantin dipisahkan dengan ikonostasis, semacam sekat yang dipenuhi ikon-ikon. Membuat tanda salib sembari merukuk sangat sering dilakukan, misalnya sampai lebih dari seratus kali sepanjang penyelenggaraan liturgi suci. Amalan menghormati ikon tampak menonjol, umat lazimnya dibiarkan leluasa bergerak dan berinteraksi satu sama lain di dalam gereja, dan ada pula tradisi nyanyian kidung peribadatan yang khas.

Pada zaman modern, beberapa amalan tradisional sudah ditinggalkan di banyak gereja dan di tanah rantau, misalnya amalan berdiri sepanjang penyelenggaraan ibadat, rukuk dan sujud berulang kali, serta kebiasaan para imam, diakon, dan biarawan untuk mengenakan jubah maupun berbagai kelengkapan busana rohaniwan lainnya dalam kehidupan sehari-hari (biarawan tidur mengenakan jubah), juga tidak memangkas rambut maupun bercukur.

Selain mendaraskan sekian banyak mazmur setiap hari, keseluruhan mazmur didaraskan sekali seminggu dan dua kali seminggu pada masa Puasa Besar, ditambah lagi dengan bacaan-bacaan dari kitab-kitab lain. Banyak madah memuat petikan dan rujukan kepada ayat-ayat Alkitab. Pada hari-hari puasa yang begitu banyak, umat dianjurkan untuk berpantang daging dan olahan susu. Pada hari-hari puasa tertentu, umat juga dianjurkan untuk berpantang makan ikan, minum anggur, dan mengolah makanan dengan minyak. Empat masa puasa adalah Puasa Agung, Puasa Natal, Puasa Para Rasul, dan Puasa Tertidurnya Teotokos. Selain itu, hampir setiap hari Kamis dan Jumat, juga hari Minggu di biara-biara, adalah hari-hari puasa.

  1. ^ "CCEO: text - IntraText CT". www.intratext.com. 
  2. ^ Fortescue 1908, hlm. 312–320.

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by razib.in