Sapta Darma | |
Tokoh penting | |
Hardjosapoero (Bapa Panuntun Agung Sri Gutama) Soewartini Martodihardjo (Ibu Tuntunan Agung Sri Pawenang) | |
Ajaran | |
Sanggar | |
Sanggar Candi Sapta Rengga Sanggar Agung Candi Busana Sanggar Candi Busana | |
Lihat pula | |
Sapta Darma merupakan aliran kebatinan dan salah satu ajaran penghayat kepercayaan di Indonesia.[1] Aliran ini diyakini bermula dari turunnya wahyu kepada Bapa Panuntun Agung Sri Gutama pada dini hari Jumat Wage tanggal 27 Desember 1952 di kediamannya di Kampung Koplakan, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.[2]
Aliran kerohanian ini memiliki tiga ajaran utama, yaitu sujud, Wewarah Tujuh, dan sesanti. Ibadah penganut Sapta Darma dapat dilakukan secara pribadi di rumah atau secara bersama-sama di tempat ibadah yang disebut sanggar.[3]