Seleksi buatan (juga disebut pembiakan selektif) adalah proses ketika manusia membiakkan hewan dan tumbuhan secara selektif mengembangkan sifat fenotipik tertentu (karakteristik) dengan memilih hewan atau tumbuhan mana yang akan bereproduksi secara seksual dan memiliki keturunan bersama.[1] Istilah ini digunakan oleh Charles Darwin untuk membedakan dengan seleksi alam.[2] Berbeda dengan seleksi buatan, seleksi alam bergantung pada lingkungan alamiah untuk menyeleksi variasi-variasi makhluk hidup yang sesuai dengan tekanan seleksi.[3]
Dalam pembiakan hewan, teknik seperti perkawinan sekerabat digunakan.[4] Charles Darwin membahas bagaimana pembiakan selektif telah berhasil menghasilkan perubahan dari waktu ke waktu dalam bukunya yang dipublikasikan pada 1859, On the Origin of Species. Bab pertamanya membahas pembiakan selektif dan domestikasi hewan seperti merpati, kucing, sapi, dan anjing. Darwin menggunakan seleksi buatan sebagai batu loncatan untuk memperkenalkan dan mendukung teori seleksi alam.[2]
Seleksi buatan dapat pula terjadi secara tidak sengaja.[5] Misalnya, pada beberapa biji-bijian, peningkatan ukuran benih mungkin disebabkan oleh praktik pembajakan tertentu daripada dari pemilihan benih yang lebih besar secara sengaja. Diperkirakan bahwa domestikasi tanaman pangan pada awal peradaban manusia kebanyakan adalah tidak disengaja.[6]
Darwin made use of artificial selection to help gather evidence to explain his theory of evolution when he returned to England.