Septimania (bahasa Prancis: Septimanie, IPA: [sɛptimani]; bahasa Oksitan: Septimània, IPA: [septiˈmanjɔ]; bahasa Katalan: Septimània, IPA: [səptiˈmaniə]) adalah wilayah barat provinsi Gallia Narbonensis di Kekaisaran Romawi yang jatuh ke tangan suku Visigoth yang dipimpin oleh Raja Theodoric II pada tahun 462. Pada masa kekuasaan Visigoth, wilayah ini dikenal dengan nama Gallia atau Narbonensis saja. Cakupan wilayahnya kurang lebih sama dengan Languedoc-Roussillon di Prancis modern. Septimania sempat dikuasai oleh Keamiran Córdoba pada abad ke-8, tetapi pada akhirnya ditaklukan oleh bangsa Franka dan pada akhir abad ke-9 mengganti namanya menjadi Gothia atau Marca Gothica.
Septimania menjadi bagian dari Kekaisaran Karoling dan kemudian Francia Barat hingga abad ke-13, walaupun secara politik dan budaya wilayah ini terpisah dari Prancis utara dan pemerintahan kerajaan pusat. Wilayah ini dipengaruhi oleh orang-orang dari Toulouse, Provence dan Barcelona kuno. Septimania merupakan bagian dari wilayah budaya dan linguistik yang disebut Occitania yang pada akhirnya berhasil dikendalikan oleh raja-raja Prancis pada awal abad ke-13 berkat keberhasilan Perang Salib Albigensia. Semenjak akhir abad ke-13, wilayah ini dikenal dengan nama Languedoc dan sejarahnya kemudian terikat dengan sejarah Prancis pada umumnya.
Nama "Septimania" mungkin berasal dari nama kota Béziers pada masa Romawi, Colonia Julia Septimanorum Beaterrae, yang mengacu kepada para veteran Legio VII Claudia yang menetap di kota ini. Terdapat pula kemungkinan bahwa Septimania mengacu kepada tujuh kota-kota (civitates) yang berada di wilayah tersebut: Béziers, Elne, Agde, Narbonne, Lodève, Maguelonne, dan Nîmes.
Septimania terbentang dari pesisir Laut Tengah hingga Sungai Garonne di barat laut. Di sebelah timur sungai Rhône memisahkan wilayah ini dari Provence, sementara batas selatannya adalah Pegunungan Pirenia.