Serangan Tet Sự kiện Tết Mậu Thân | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Vietnam | |||||||
Peta yang mengindikasi kota dimana terjadi pertempuran signifikan saat Serangan Tet 1968 | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Vietnam Selatan Amerika Serikat Korea Selatan Australia Selandia Baru Thailand Filipina | Viet Cong | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Cao Văn Viên William Westmoreland | Huynh Tan Phat | ||||||
Kekuatan | |||||||
~1,000,000[3] |
Fase 1: ~80,000 Total: ~323,000 - 595,000[4] | ||||||
Korban | |||||||
Di fase 1:
Vietnam Selatan: |
Fase 1:: 75,000+ korban[8] Total 3 fase: 111,179 korban (45,267 tewas, 61,267 luka-luka, 5,070 hilang)[9] | ||||||
Penduduk sipil: 14,000 tewas, 24,000 luka-luka |
Serangan Tet (30 Januari 1968–1969) adalah serangkaian operasi penyerangan pada masa Perang Vietnam, yang dikoordinasi antara unsur-unsur kekuatan batalyon Pasukan Bersenjata Pembebasan Rakyat (PLAF) atau "Viet Cong" dari Front Nasional untuk Pembebasan Vietnam melawan Tentara Republik Vietnam (ARVN) dari Vietnam Selatan ditambah militer AS dan pasukan-pasukan sekutu ARVN lainnya. Operasi ini disebut Serangan Tet karena waktunya bertepatan dengan malam 30 Januari - 31 Januari 1968, Tết Nguyên Đán (Tahun Baru Imlek). Serangan itu dimulai secara spektakular pada perayaan Tahun Baru Imlek, dan operasi-operasi sporadik yang terkait berlangsung hingga 1969.
Serangan Tet ini menghasilkan serangan operasional yang menghancurkan bagi pemerintah Vietnam, melumpuhkan PLAF. Namun, meskipun keliru, Serangan Tet ini dianggap sebagai titik balik dari perang di Vietnam; di sini NLF memperoleh kemenangan psikologis dan propaganda besar-besaran sehingga menyebabkan hilangnya dukungan rakyat AS terhadap Perang Vietnam dan akhirnya pasukan-pasukan AS pun ditarik mundur. Baik NLF tidak mencapai tujuan-tujuan strategis mereka, dan ongkos operasional serangan itu sangat berbahaya dan mahal. Selain itu, sementara pendapatan umum rakyat AS tetap mendukung keterlibatan AS di dalam perang itu, rakyat AS sendiri semakin kritis terhadap kebijakan-kebijakan perang tertentu Lyndon Johnson. Barangkali kelompok yang paling terpengaruhi oleh serangan ini adalah pemerintah Nguyễn Văn Thiệu di Republik Vietnam, yang militer dan politiknya mengandalkan dukungan AS sebagaimana yang diperlihatkan oleh mayoritas penduduk Republik itu sendiri.
Serangan Tet sering dipandang sebagai contoh tentang pentingnya propaganda dan pengaruh media dalam upaya mencapai tujuan-tujuan militer, sebuah ajaran penting dalam perang modern pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21.