Serbuan Yuan-Mongol ke Jawa | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Armada Kubilai Khan melewati kepulauan Indonesia, ilustrasi oleh Sir Henry Yule (1871) | ||||||||
| ||||||||
Pihak terlibat | ||||||||
大元 Kekaisaran Tiongkok-Mongol ( Dinasti Yuan) |
Kerajaan Singhasari Majapahit | Kerajaan Kadiri | ||||||
Setelah kekalahan Kadiri | Setelah kekalahan Kadiri | |||||||
Tokoh dan pemimpin | ||||||||
Kubilai Khan (Komandan tertinggi) Shi-bi (Jenderal) Ike Mese Gaoxing |
Raden Wijaya (Mantan Panglima Singhasari) Lembu Sora Nambi Rangga Lawe Arya Wiraraja |
Jayakatwang (Raja Kadiri) Kebo Mundarang (Patih Kadiri) Panglet Mahisa Rubuh | ||||||
Kekuatan | ||||||||
20.000–30.000 prajurit 500–1.000 kapal |
Prajurit darat: Tidak diketahui Jumlah kapal yang terlibat tidak diketahui |
Lebih dari 100.000 prajurit (sumber Mongol) 20.000–30.000 prajurit (perkiraan modern) >100 perahu | ||||||
Korban | ||||||||
Pasukan Shi Bi: Lebih dari 3.000 tentara tewas[2] Tidak diketahui jumlah orang yang ditawan Sejumlah kapal hancur atau ditangkap | Tidak diketahui |
Lebih dari 5.000 tewas dan tenggelam >100 perahu direbut |
Serbuan Yuan-Mongol ke Jawa adalah invasi Kekaisaran Tiongkok-Mongol di bawah Dinasti Yuan ke pulau Jawa. Pada tahun 1293, Kubilai Khan, Khan Agung Kekaisaran Mongol dan pendiri Dinasti Yuan, mengirim invasi besar ke pulau Jawa dengan 20.000[3] sampai 30.000 tentara.[4] Serbuan ini merupakan ekspedisi untuk menghukum Raja Kertanagara dari Kerajaan Singhasari, yang menolak membayar upeti dan bahkan melukai utusan Mongol. Namun, di sela tahun-tahun antara penolakan utusan dan kedatangan ekspedisi Mongol ke Jawa, Kertanegara telah terbunuh oleh Jayakatwang dan Singhasari direbut oleh Kadiri. Dengan demikian, pasukan ekspedisi Yuan diarahkan untuk mendapatkan penyerahan negara penerusnya, Kediri, sebagai gantinya. Setelah kampanye sengit, Kadiri menyerah, tetapi pasukan Yuan diserang oleh bekas sekutu mereka, Majapahit, di bawah Raden Wijaya. Pada akhirnya invasi berakhir dengan kegagalan Dinasti Yuan dan kemenangan mutlak bagi Majapahit.