Sianobakteri Rentang waktu:
| |
---|---|
Tolypothrix sp. | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | |
Kerajaan: | |
Filum: | Cyanobacteria Stanier, 1973
|
Ordo | |
Taksonomi saat ini masih dalam revisi[1][2]
Chroococcales (subordo-Chamaesiphonales dan Pleurocapsales)
Nostocales (= Hormogonales atau Oscillatoriales)
| |
Sinonim | |
|
Cyanobacteria /saɪˌænoʊbækˈtɪəriə/, juga dikenal sebagai Cyanophyta, sering disebut dalam bahasa Indonesia sebagai sianobakteria atau sianobakteria adalah sebuah filum bakteri yang mendapatkan kebutuhan energinya melalui fotosintesis.[3] Nama "cyanobacteria" berasal dari warna yang dimiliki bakteri ini (bahasa Yunani: κυανός (kyanós) = biru). Mereka sering disebut alga biru-hijau (tetapi beberapa mengklaim bahwa penamaan itu salah, sianobakteria adalah organisme prokariotik sedangkan alga seharusnya eukariotik,[4] meskipun definisi lain mengenai alga juga mencakup organisme prokariotik).[5]
Dengan memproduksi gas oksigen sebagai hasil sampingan fotosintesis, sianobakteria diperkirakan telah mengubah atmosfer tipis pada awal pembentukan Bumi menjadi atmosfer yang teroksidasi, mengakibatkan "perkaratan besar-besaran di Bumi"[6] dan Peristiwa Oksigenasi Besar secara dramatis telah mengubah komposisi bentuk kehidupan di Bumi dengan menstimulasi biodiversitas dan menjadikan organisme anaerobik mendekati kepunahannya. Menurut teori endosimbiotik, kloroplas yang ditemukan pada tumbuhan dan alga eukariotik adalah evolusi dari leluhur sianobakteria melalui endosimbiosis.
Sianobakteria dapat dikatakan sebagai mikroorganisme tersukses di Bumi. Bakteri ini secara genetik memiliki banyak variasi; mereka juga dapat hidup di berbagai macam habitat di seluruh penjuru bumi, tersebar di air tawar, air laut, dan ekosistem darat, mereka juga ditemukan di relung terekstrem seperti sumber air panas, pabrik garam, dan teluk air tawar.