Soetran | |
---|---|
Gubernur Irian Jaya ke-6 | |
Masa jabatan 31 Maret 1975 – 20 Januari 1981 | |
Presiden | Soeharto |
Wakil | Jan Mamoribo Elias Paprindey Izaac Hindom |
Bupati Trenggalek | |
Masa jabatan 3 Oktober 1968 – 25 Maret 1975 | |
Gubernur | Mohammad Noer |
Pendahulu Moeladi | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Cangkring, Krembung, Sidoarjo, Keresidenan Surabaya, Hindia Belanda | 5 April 1921
Meninggal | 1 Juli 1987 Rumah Sakit Darmo, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia | (umur 66)
Partai politik | Golkar |
Tanda tangan | |
Karier militer | |
Pihak |
|
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1942—1975 |
Pangkat | Brigadir Jenderal TNI |
Sunting kotak info • L • B |
Brigadir Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Soetran (EBI: Sutran, 5 April 1921 – 1 Juli 1987) adalah seorang tokoh militer dan politisi Indonesia yang menjabat sebagai Bupati Trenggalek dari tahun 1968 hingga 1975 dan Gubernur Irian Jaya dari tahun 1975 hingga 1981.
Lahir di Sidoarjo, Soetran harus berhenti dari pendidikan dasar pada kelas 4 dan melakoni berbagai pekerjaan. Pada tahun 1942, Soetran masuk ke dalam organisasi Pembela Tanah Air (PETA) dengan pangkat budancho (setingkat sersan). Setelah kemerdekaan Indonesia, Soetran masuk Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan menjabat sebagai Komandan Distrik Militer (Dandim) di Merauke dan Trenggalek. Soetran memperoleh jabatan politik pertamanya ketika ia terpilih sebagai Bupati Trenggalek pada tahun 1968. Salah satu karakteristik kepemimpinannya adalah sistem komando yang dianut oleh pemerintah daerah. Pencapaian terbesar Soetran sebagai bupati adalah menjadikan Trenggalek sebagai pusat cengkih se-Jawa Timur. Soetran juga mencanangkan kebijakan tembokisasi (pembangunan tembok) dan reboisasi di wilayah Trenggalek sebagai upaya untuk meningkatkan taraf hidup rakyat Trenggalek. Soetran ditunjuk kembali untuk masa jabatan keduanya pada tahun 1973, dan Trenggalek menerima penghargaan Parasamya Purnakarya Nugraha sebagai kabupaten terbaik di tahun 1974.
Sebagai penghargaan atas pencapaiannya di Trenggalek, Soetran ditunjuk untuk menjabat sebagai Gubernur Irian Jaya pada tahun 1975. Pada masa kepemimpinannya, Soetran menerapkan program Wajib Tanam Cengkih yang mewajibkan hampir seluruh penduduk dan instansi di Irian Jaya untuk menanam cengkih. Karena programnya tersebut, Soetran dijuluki sebagai "Gubernur Cengkih". Meskipun begitu, program tersebut gagal karena pelaksanaannya yang tergesa-gesa, ketidakpahaman mengenai penanaman cengkih, keputusan untuk mengimpor cengkih dari Trenggalek meskipun belum diuji kelayakannya, dan kurangnya sosialisasi program. Provinsi tersebut juga mengalami dua kali gempa berturut-turut pada tahun 1976. Soetran mengakhiri masa jabatannya sebagai gubernur pada tahun 1981, sekitar empat bulan lebih lama dari yang direncanakan. Setelah mundur dari jabatan gubernur, Soetran tinggal di Surabaya. Ia meninggal pada tahun 1987.