Solipsisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa pengalaman pribadi seseoranglah yang merupakan satu-satunya fakta yang dapat dipercaya.[1] Dengan kata lain, seseorang tidak memiliki landasan untuk percaya akan hal lain kecuali dirinya sendiri.[2]
Solipsisme berasal dari Bahasa Latin solus yang berarti 'sendirian' dan ipse yang berarti 'diri'.[2] Akar dari paham ini dipandang berasal dari pemikiran Gorgias, seorang Sofis.[3]
Pada abad ke-17 dan ke-18, terkadang istilah ini digunakan dalam arti moral untuk menunjuk pada pandangan egoisme.[2]
Ada dua varian solipsisme:
- Solipsisme epistemologi, yang menyatakan bahwa kesadaran manusia tidak dapat mengetahui apa pun selain dirinya sendiri.[2]
- Solipsisme metafisik, yang menyatakan bahwa tidak ada realitas lain selain diri sendiri.[2] Segala sesuatu yang ada merupakan ciptaan kesadaran seseorang pada saat ia sadar akan hal-hal itu.[2] Dengan demikian, hal-hal lainnya tidak memiliki eksistensi.[2]
- ^ (Inggris)Albert E. Avey. 1954. Handbook in the History of Philosophy. New York: Barnes & Noble. 292.
- ^ a b c d e f g Lorens Bagus. 2000. Kamus Filsafat. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. 1028-1029.
- ^ http://en.wikipedia.orgview_html.php?sq=Facebook&lang=id&q=Solipsism