Sulaiman dari Banjar

Sulaiman dari Banjar
Sultan[1][2]
Rahmatullah
Pangeran Ratu
Sultan Muda
Panembahan Sepuh[3]
Sultan Banjar
Berkuasa1801–1825
(23–24 tahun)
PendahuluSunan Nata Alam
PenerusAdam dari banjar
Informasi pribadi
Kelahiran16 Januari 1761
Kesultanan Banjar
Kematian3 Juni 1825(1825-06-03) (umur 63–64)
desa Lihung
WangsaDinasti Banjarmasin
Nama lengkap
Panembahan Sepuh, Pangeran Muda Sulaiman al-Mu'tamid Ala Allah
AyahSunan Sulaiman Saidullah
IbuPutri Lawiyah binti Muhammad[4][5]
PasanganPermaisuri Ratoe Siti Gading (isteri tertua)
Nyai Ratu Intan Sari (ibu suri)
Nyai Rumangi
Nyai Unangan[3]
Nyai Ratna
Nyai Ratu Kencana Kamala Sari[3]
Nyai Sari/Argi[3]
Nyai Minah[3]
Nyai Taesah
Nyai Cina[3]
AnakSultan Adam, anak Nyai Ratu Intan Sari/Nyai Ratu Sepuh binti Kiai Adipati Singasari)[6]
Pangeran Mangkoe Boemi Nata, anak Nyai Ratu Intan Sari
Ratoe Hadji Moesa (Salamah), anak Nyai Ratu Intan Sari
Pangeran Perbatasari/Prabusari, anak Nyai Ratu Intan Sari
Pangeran Kassir, anak Nyai Ratu Intan Sari[7]
Ratoe Soengging Anoem, anak Nyai Ratu Intan Sari
Pangeran Dipati di Mahang (HST)
Pangeran Ahmad, anak Njahi Siti Gading
Pangeran Wahid
Pangeran Muhammad
Pangeran Kusairi
Pangeran Hasan
Pangeran Achmid[8][9]
Pangeran Kasoema Widjaja (Berahim)[8][10]
Pangeran Tasin/Thasin[8]
Pangeran Singa-Sarie[8]
Pangeran Hamim[8]
Ratu Kartasari
Ratu Syarif Marta diperistri Pangeran Syarif Hasyim Al-Qudsi bin Tengku Sayyid Muhammad Zain Al-Qudsi
Ratu Salamah
Ratoe Sjerief diperistri Pangeran Syarif Husein bin Awwad Bahasyim (Goestie Oemie), anak Njahi Siti Gading
Ratu Hadijah( di peristri Pangeran Mashud bin Sultan Amir bin Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah Muhammad dari Banjar, Berputra Pangeran Antasari
[11]

Sulaiman Saidullah II[12][13][14] atau yang lebih dikenal dengan nama regnalnya Sultan Sulaiman al-Mu'tamidullah (1761 – 1825) adalah Sultan Banjar ke-11 yang memerintah antara tahun 1801 hingga tahun 1825.[15][16] Kesultanan Banjar terletak di Kalimantan Selatan, Indonesia. Adiknya Pangeran Mangku Dilaga dilantik sebagai mangkubumi dengan gelar Ratu Anum Mangkubumi Sukma Dilaga atau Ratu Anom Ismail (Pangeran Ismail). Belakangan Ratu Anum Mangku Dilaga ditahan kemudian dibunuh oleh Sultan Sulaiman karena diduga akan melakukan kudeta. Jabatan mangkubumi kemudian dipegang oleh Pangeran Husein dengan gelar Pangeran Mangkubumi Nata putera Sultan Sulaiman sendiri.[3][17]


Pengangkatan Putra Mahkota di Kesultanan Banjar: Gelar Pangeran Ratu

-Pengangkatan Pangeran Sulaiman Saidullah II

Pada tahun 1767, Sultan Tahmidilah II - Sunan Nata Alam mengangkat putranya yang berusia 6 tahun lahir pada tahun 1761 yang merupakan tahun mangkatnya Sultan Muhammad Aminullah 16 Januari 1761.Pangeran Sulaiman Saidullah II dengan gelar Pangeran Ratu Putra Mahkota Sulaiman Saidullah II sebagai penggantinya kelak.Pangeran Ratu Sulaiman yang dianggap sebagai pewaris Ratu Lawiyah Putri Sultan Muhammad dari Banjar Aliuddin Aminullah bin Sulthan Chamiedoela / Chamidullah / Hamidullah dari Banjar (Sultan Kuning). Jadi Sunan Nata Alam atau Tahmidillah II merupakan Anak Mantu Sultan Muhammad dari Banjar Aliuddin Aminullah bin Sulthan Chamiedoela / Chamidullah / Hamidullah dari Banjar (Sultan Kuning). Pengangkatan ini dilakukan untuk memastikan bahwa penerus tahta Kesultanan Banjar tetap berada dalam garis keturunan langsungnya.Sultan Tahmidilah II - Sunan Nata Alam kemudian memberi gelar kepada putera sulungnya Pangeran Ratu Sultan Soleman menjadi Sulthan Sleeman Schahidullach / Sultan Sulaiman Saidullah II dan ia sendiri selanjutnya bergelar sunan yang dianggapnya sebagai gelar yang lebih tinggi sehingga menjadi Sunan Sulaiman Saidullah I [18][19]


-Pengangkatan Pangeran Adam al-Watsiq Billah

Lima belas tahun kemudian, pada tahun 1782, Sultan Tahmidilah II - Sunan Nata Alam kembali mengangkat cucunya yang baru lahir 1782 dengan gelar Pangeran Ratu Adam al-Watsiq Billah. Gelar ini diberikan kepada Pangeran Adam sebagai pewaris atau Putra Mahkota Banjar sejak tahun 1782.[20]

Proses pengangkatan Pangeran Ratu ini menunjukkan pentingnya menjaga keberlanjutan dan kestabilan dinasti dalam Kesultanan Banjar, dengan memastikan bahwa penerus tahta telah dipersiapkan sejak dini.

  1. ^ "Institut français d'archéologie orientale du Caire". Ḥawlīyāt Islāmīyah (dalam bahasa Prancis). 4. Institut français d'archéologie orientale. 2007. hlm. 50. 
  2. ^ Annabel Teh Gallop (2002). "Malay Seal Inscriptions: A Study in Islamic Epigraphy from Southeast Asia" (dalam bahasa Inggris). 3. University of London: 448. 
  3. ^ a b c d e f g (Indonesia)Saleh, Mohamad Idwar (1986). Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. 
  4. ^ http://kanakanbanjar.blogspot.com/2016/03/silsilah-raja-sultan-banjar.html
  5. ^ http://kasultananbanjar.blogspot.com/2012/09/silsilah-sultan-hidayatullah-al.html
  6. ^ http://silsilahkayutangi.blogspot.com/p/silsilah-kiai-adipati-singasari-raja.html
  7. ^ (Belanda) van Rees, Willem Adriaan (1865). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863. 2. D. A. Thieme. hlm. 278. 
  8. ^ a b c d e (Belanda) Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia), Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia) (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap. 9. Lange. hlm. 124. 
  9. ^ (Belanda) (1855)Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde. 3. hlm. 569. 
  10. ^ Ratu Serip (Ratu Syarif) gelar putri Sultan Banjar yang menikah dengan bangsawan Arab (Syarif/Habib)
  11. ^ Napaktilas Pejuang Dibalik Perkembangan Islam dan Nama Besar Kerajaan Banjar (13)
  12. ^ M. Idwar Saleh, Sri Sutjiatiningsih (1-1-1993). Pangeran Antasari. Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 77. 
  13. ^ Radermacher, Jacob Cornelis Matthieu (1826). Beschryving van het eiland Borneo, voor zoo verre het zelve, tot nu toe, bekend is (dalam bahasa Belanda) (edisi ke-3). Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. hlm. 46. 
  14. ^ The Java Annual Directory and Almanac for (dalam bahasa Belanda). AHHubbard. 1816. 
  15. ^ Pluvier, Jan M. (1967). A Handbook and Chart of South-East Asian History (dalam bahasa Inggris). hlm. 33. 
  16. ^ "Regnal Chronologies Southeast Asia: the Islands". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-11. Diakses tanggal 2008-09-05. 
  17. ^ Daftar Sultan Banjar dalam Indonesian Traditional States II
  18. ^ (Belanda) Tijdschrift voor Nederlandsch Indië (1861). "Tijdschrift voor Nederlandsch Indië (Geschiedkundige aanteekcningen omtrent zuidelijk Borneo)". 23. Ter Lands-drukkerij: 199. 
  19. ^ (Inggris) Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië (1861). "Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië". 23 (1-2). Nederlandsch-Indië: 198. 
  20. ^ Gazali Usman, Ahmad (1994). Kerajaan Banjar:Sejarah Perkembangan Politik, Ekonomi, Perdagangan dan Agama Islam. Banjarmasin: Lambung Mangkurat Press. 

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Tubidy