Sumatera Selatan

Sumatera Selatan
Sumatra Selatan
Transkripsi Melayu
 • Surat Ulu
Bendera Sumatera Selatan
Julukan: 
Bumi Sriwijaya,
Negeri Batanghari Sembilan
Motto: 
Bersatu teguh
Peta
Peta
Negara Indonesia
Dasar hukum pendirianUU No. 10 tahun 1948
Tanggal15 Mei 1946[1]
Ibu kotaKota Palembang
Kota besar lainnya
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kabupaten: 13
  • Kota: 4
  • Kecamatan: 241
  • Kelurahan: 396
  • Desa: 2.855
Pemerintahan
 • GubernurElen Setiadi (Pj.)
 • Wakil Gubernurlowong
 • Sekretaris DaerahEdward Candra
 • Ketua DPRDAnita Noeringhati
Luas
 • Total91.592,43 km2 (35,364,03 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2024)[2][3]
 • Total8.973.168
 • Peringkat9 di Indonesia
 • Kepadatan98/km2 (250/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 97,21% Islam
  • 0,76% Buddha
  • 0,49% Hindu[2]
 • Bahasa
Daftar
 • IPMKenaikan 73,18 (2023)
 tinggi [4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode area telepon
Daftar
  • 0702 — Tebing Tinggi (Kabupaten Empat Lawang)
  • 0711 — Kota Palembang — Pangkalan Balai - Betung (Kabupaten Banyuasin) — Indralaya (Kabupaten Ogan Ilir)
  • 0712 — Kayu Agung (Kabupaten Ogan Komering Ilir) — Tanjung Raja (Kabupaten Ogan Ilir)
  • 0713 — Kota Prabumulih — Pendopo Talang Ubi (Kabupaten Muara Enim)
  • 0714 — Sekayu (Kabupaten Musi Banyuasin)
  • 0730 — Kota Pagar Alam — Kota Agung (Kabupaten Lahat)
  • 0731 — Lahat (Kabupaten Lahat)
  • 0733 — Kota Lubuklinggau — Muara Beliti (Kabupaten Musi Rawas)
  • 0734 — Muara Enim (Kabupaten Muara Enim)
  • 0735 — Baturaja (Kabupaten Ogan Komering Ulu) — Martapura (Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur) — Muaradua (Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan)
Kode ISO 3166ID - SS
Pelat kendaraanBG
Kode Kemendagri16 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS16 Edit nilai pada Wikidata
APBDRp 11.239.120.882.628,00,- (2024[5])
Lagu daerah
Daftar
  • Indonesia
    "Gending Sriwijaya"
    Palembang Sari-sari
    "Cup Mak Ilang"
    "Palembang Bari"
    "Pempek Lenjer"
    Palembang Alus/Bebaso
    "Bendel Hakiki"
    "Cek Ayu"
    "Benteng Kuto Besak"
    Besemah/Pasemah
    "Kebile-bile"
    "Dek Sangke"
    "Petanglah Petang"
    "Sayang Selayak"
    "Ribulah Ribu"
    Komering
    "Ombai Akas"
    "Mulang Do Kiyai
    Ogan
    "Sane Ayakh Ugan"
    "Nasib Badan"
    Penesak
    "Caram Seguguk"
    "Mandi di Payo"
    Pegagan
    "Pindang Pegagan"
    "Payo Berije"
    Musi
    "Serasan Sekate"
    "Koyong Jaoh"
    Lembak/Col
    "Mangun Dusun"
    "Kesenian Lamé"
    Semende
    "Linjang Dik Jadi"
    "Asal Mule"
Rumah adatRumah Limas
Rumah Baghi
Rumah Rakit
Rumah Ulu
Senjata tradisionalKeris Melayu
Badik Komering
Pisau Ulu Pandak
Trisula
Flora resmiDuku
Fauna resmiIkan Belida
Situs websumselprov.go.id

Sumatera Selatan adalah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian Selatan pulau Sumatera. Ibu kota Sumatera Selatan berada di Kota Palembang, dan pada pertengahan tahun 2024 penduduk provinsi ini berjumlah 8.973.168 jiwa.[2] Secara geografis, Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kepulauan Bangka-Belitung di timur, provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Provinsi ini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Selain itu, ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena menjadi pusat Kedatuan Sriwijaya.

Dari abad ke-7 hingga akhir abad ke-14, provinsi ini merupakan pusat Kerajaan Buddha Sriwijaya, yang memengaruhi sebagian besar kawasan Asia Tenggara.[6] Sriwijaya adalah pusat penting bagi perluasan agama Buddha di Kepulauan Nusantara pada abad ke-8 hingga abad ke-12. Sriwijaya juga kerajaan bersatu pertama yang mendominasi sebagian besar Nusantara yang kini disebut Indonesia.[7] Karena posisi geografisnya, ibu kota Sriwijaya, Palembang, menjadi pelabuhan berkembang yang sering dikunjungi oleh para pedagang dari Timur Tengah, Subbenua India, dan Tiongkok. Dimulai pada abad ke-13, Islam mulai menyebar di wilayah tersebut, secara efektif menggantikan agama Hindu dan Buddha sebagai agama dominan di wilayah tersebut.

Pada abad ke-17, Kesultanan Palembang didirikan dengan Palembang sebagai ibukotanya, pada saat itu pula orang-orang Eropa mulai berdatangan di wilayah ini. Belanda menjadi kekuatan dominan di wilayah tersebut. Melalui Vereenigde Oostindische Compagnie, Belanda memberikan pengaruh terhadap Kesultanan Palembang. Hingga pada akhirnya Kesultanan Palembang dibubarkan. Wilayah ini seperti wilayah lainnya di Indonesia, Belanda mengambil alih pemerintahan untuk abad berikutnya, tetapi selama Perang Dunia II, Jepang menyerang Palembang dan mengusir Belanda.

Jepang menduduki wilayah Sumatera Selatan sampai Agustus 1945, ketika mereka menyerah kepada pasukan Sekutu. Belanda berusaha untuk kembali ke wilayah tersebut, tetapi ini ditentang oleh Republik Indonesia yang baru dideklarasikan, sehingga terjadi Perang Kemerdekaan. Pada akhirnya, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia dan menarik diri dari wilayah tersebut pada tahun 1950. Provinsi Sumatera Selatan kemudian dibentuk pada 12 September 1950. Namun, berdasarkan peraturan daerah Provinsi Sumatera Selatan tentang hari jadi provinsi Sumatera Selatan maka pemerintah Sumatera Selatan menetapkan bahwa 15 Mei 1946 merupakan hari jadi provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

  1. ^ "PERDA Provinsi Sumatera Selatan No 5 Tahun 2007" (PDF). jdih.sumselprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-04-22. Diakses tanggal 22 April 2021. 
  2. ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama DUKCAPIL
  3. ^ Badan Pusat Statistik, Jakarta, 2023, Provinsi Sumatera Selatan Dalam Angka 2023 (Katalog-BPS 1102001.16)
  4. ^ "[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) Menurut Provinsi 2021-2023". www.sumsel.bps.go.id. Diakses tanggal 4 April 2024. 
  5. ^ https://dprd.sumselprov.go.id/dprd-prov-sumsel-bersama-gubernur-sumsel-sepakati-kua-serta-ppas-apbd-prov-sumsel-tahun-anggaran-2024/.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  6. ^ Munoz, Paul Michel (2006). Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula. Singapore: Editions Didier Millet. hlm. 171. ISBN 9789814155670. 
  7. ^ Mohd Hazmi Mohd Rusli (31 August 2015). "The unsung Malay history". Astro Awani. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-07. Diakses tanggal 2021-10-26. 

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by razib.in