Bagian dari seri tentang: Islamisme |
---|
Portal Politik |
Takfiri (bahasa Arab: تكفيري takfīrī, bahasa Ibrani : תקפירי taqbiri) adalah sebutan bagi seorang Muslim yang memvonis Muslim lainya (atau kadang juga mencakup penganut ajaran Agama Samawi lain) sebagai kafir dan murtad atau mengeluarkan manusia dari keimanannya kepada tuhan, sama halnya dengan tahrimi yang memvonis sesuatu atau aktivitas sebagai haram dan takzimi yang memvonis aktivitas sebagai maksiat.[1] Tuduhan itu sendiri disebut takfir, berasal dari kata kafir (kaum tidak beriman), dan disebutkan sebagai "orang yang mengaku seorang Muslim tetapi dinyatakan tidak murni Islamnya dan diragukan keimanannya."[2] Tindakan menuduh orang lain sebagai "kafir" telah menjadi suatu bentuk penghinaan sektarian, yaitu seorang Muslim menuduh Muslim sekte atau aliran lainnya sebagai kafir. Tindak kekerasan yang berawal dari tuduhan mengkafirkan Muslim lain kian marak dengan merebaknya ketegangan antara Sunni dan Syiah di Timur Tengah, khususnya setelah pecahnya Perang Saudara Suriah pada 2011.[3][4][5]
Another popular term used by Shiite jihadis for their Sunni enemies has been "takfiri"
By framing its fight as a preemptive attack on takfiris – those who declare other Muslims to be apostates – Hizbollah has tarred all shades of the opposition, and indeed sometimes all Sunnis, with the same radicalising brush. It has exaggerated, and thereby exacerbated, the sectarianism of the Syrian opposition as well as its own domestic opponents
those they provocatively and [pejoratively] brand “the Takfiris”