Teori hubungan internasional |
---|
Portal Politik |
Teori hubungan internasional adalah studi hubungan internasional dari sudut pandang teoretis; studi ini berusaha memberikan kerangka kerja konseptual sehingga hubungan internasional dapat dianalisis.[1] Ole Holsti mendeskripsikan teori hubungan internasional bertindak sebagai sepasang kacamata berwarna, sehingga si pemakai hanya bisa melihat peristiwa-peristiwa menonjol terkait dengan teori tersebut. Seorang penganut realisme mungkin menolak penuh suatu peristiwa yang dianggap krusial oleh seorang konstruktivis, dan sebaliknya. Tiga teori paling populer adalah realisme, liberalisme, dan konstruktivisme.[2]
Teori hubungan internasional dapat dibagi menjadi teori "positivis/rasionalis" yang berfokus pada analisis tingkat negara, dan "pascapositivis/reflektivis" yang mencakup arti keamanan yang lebih luas, mulai dari keamanan kelas, jenis kelamin, hingga pascakolonial. Banyak cara berpikir yang bertentangan dalam teori HI, termasuk konstruktivisme, institusionalisme, Marxisme, neo-Gramscianisme, dan lain-lain. Bagaimanapun juga, dua pemikiran positivis muncul sebagai teori dominan, yaitu realisme dan liberalisme; meski konstruktivisme terus memosisikan diri sebagai arus utama.[3]