Tim Flannery | |
---|---|
Lahir | Timothy Fridtjof Flannery 28 Januari 1956 Melbourne, Victoria |
Kebangsaan | Australia |
Almamater | Universitas La Trobe |
Dikenal atas | Pembicara publik tentang lingkungan hidup |
Suami/istri | Alexandra Szalay |
Penghargaan | Australian of the Year [1] |
Situs web | www |
Penghargaan
|
Timothy Fridtjof Flannery, (kelahiran 28 Januari 1956) adalah seorang ahli mamalia, palaeontolog, pemerhati lingkungan hidup dan aktivis pemanasan global asal Australia.
Flannery sudah menaruh perhatian pada lingkungan sedari kecil. Ia mengambil studi mamalia dan palaentologi yang berkaitan dengan lingkungan.
Flannery yang merupakan profesor di Universitas Macquarie ini juga menjabat sebagai ketua untuk Copenhagen Climate Council. Selain itu Tim juga menulis buku-buku tentang lingkungan hidup. Satu di antaranya adalah The Weather Makers: The History and Future Impact of Climate Change. Buku ini berisi tentang kegagalan dalam menangani perubahan iklim, karena itu perlu dibuat aturan penggunaan karbon. Bahkan buku ini telah diterbitkan ke dalam 20 bahasa.
Pada tahun 2006, buku ini mendapatkan penghargaan sebagai NSW Premier’s Literary Prizes for Best Critical Writing dan Book of the Year. Pada tahun yang sama Flannery sebagai penulisnya juga menerima penghargaan the US Lannan Award untuk karya-karya non fiksinya.
Bahkan Flannery juga terlibat dalam gerakan yang mendukung penanganan masalah perubahan iklim di berbagai negara. Ia juga tercatat menjadi gubernur untuk WWF Australia. Bukunya yang lain berjudul The Future Eaters. Berbagai penghargaan pun telah dianugerahkan padanya atas jasa-jasanya dalam bidang lingkungan.
Pada tahun 2005, ia disebut sebagai Australian Humanist of the Year, sedangkan pada tahun 2006 ia dianugerahi the NSW Australian of the Year. Lalu pada tahun 2007 dia dihormati sebagai Australian of the Year.
Flannery percaya bahwa aktivitas manusia secara drastis telah mengubah iklim bumi. Dan sebelum perubahan ini terlalu lama terjadi dan memiliki dampak buruk pada kehidupan di bumi, Flannery ingin memobilisasi kehendak sosial dan politik untuk mengatasi masalah ini sebelum terlambat.