Transpor sedimen adalah pergerakan partikel padat (sedimen), biasanya karena kombinasi gravitasi yang bekerja pada sedimen, dan/atau pergerakan fluida sehingga sedimen tertarik. Transpor sedimen terjadi dalam sistem alami yang partikelnya adalah batuan klastik (pasir, kerikil, batu besar, dan lainnya), lumpur, atau tanah liat; cairannya adalah udara, air, atau es; dan gaya gravitasi bekerja untuk menggerakkan partikel-partikel di sepanjang permukaan miring tempat partikel-partikel itu mengendap. Transpor sedimen akibat gerakan fluida terjadi di sungai, samudra, danau, laut, dan perairan lainnya karena arus dan pasang. Transpor juga disebabkan oleh gletser saat mereka mengalir, dan pada permukaan terestrial di bawah pengaruh angin. Transpor sedimen hanya karena gravitasi dapat terjadi pada permukaan miring secara umum, termasuk lereng bukit, lereng curam, tebing, dan landas benua—batas lereng benua.
Transpor sedimen penting dalam sedimentologi, geomorfologi, teknik sipil, teknik hidrolika dan teknik lingkungan. Pengetahuan tentang transpor sedimen paling sering digunakan untuk menentukan apakah erosi atau pengendapan akan terjadi, besarnya erosi atau pengendapan, dan waktu serta jarak terjadinya.
Transpor sedimen pesisir menghasilkan pembentukan karakteristik bentang alam pesisir seperti pantai, pulau penghalang dan tanjung.[1]