Pada tatanama hewan, sebuah trinomen (plural: trinomina), nama trinominal, atau nama ternary, merujuk pada nama sebuah subspesies. Sebagai contoh: "Gorilla gorilla gorilla" (Thomas S. Savage, 1847) untuk gorila barat dataran rendah (genus gorila, spesies gorila barat). Juga, "Bison bison bison" (Linnaeus, 1758) untuk bison dataran (genus bison, spesies bison Amerika).
Sebuah trinomen adalah nama dengan tiga bagian: nama umum, nama spesifik dan nama subspesifik. Dua bagian pertama merupakan binomen atau nama spesies. Semua bagian ditulis dengan huruf miring, dan hanya huruf pertama dari nama umum yang dikapitalkan. Adapun yang tidak seperti itu: pada zoologi, subspesies hanya urutan spesies itu. Contoh : "Buteo jamaicensis borealis adalah salah satu subspesies elang ekor merah (Buteo jamaicensis)."
Pada sebuah publikasi taksonomi, sebuah nama tidak lengkap jika tidak disertai rincian kutipan dan publikasi penulis, seperti nama penerbit, dalam publikasi apa, dan tanggal publikasi. Sebagai contoh: "Phalacrocorax carbo novaehollandiae (Stephens, 1826)" menunjukkan subspesies dari dandang (Phalacrocorax carbo) yang diperkenalkn oleh James Francis Stephens pada tahun 1826[1] dibawah nama subspesies novaehollandiae ("of New Holland").
Jika nama umum dan spesifik telah disebutkan dalam paragraf yang sama, nama-nama itu sering disingkat menjadi huruf awal. Contoh, seseorang mungkin menulis: "Dandang besar Phalacrocorax carbo memiliki subspesies berbeda di Australasia, rambut hitam P. c. novaehollandiae".
Tatanama binomial muncul dan segera memperoleh penerimaan luas di pertengahan abad ke-18, tidak ketika awal abad ke-20 bahwa standar terpadu saat ini tatanama trinominal diterima. Ini menjadi dasar karena promosi tanpa lelah oleh Elliott Coues –meskipun trinomina dalam penggunaan modern dipelopori pada tahun 1828 oleh Carl Friedrich Bruch dan seitar 1850 digunakan secara luas oleh Hermann Schlegel dan John Cassin. Ketika akhir tahun 1930s,penggunaan trinomina tidak sepenuhnya ditemukan di semua bidang zoologi.[2][3] Jadi, ketika merujuk karya-karya Eropa dari era sebelumnya, tatanama yang digunakan biasanya tidak sesuai dengan standar kontemporer.