Menhir Watu Mpogaa[1] (ejaan Van Ophuijsen: Watoe Mpoga'a) adalah monumen batu menhir yang berasal dari batu penyebaran penduduk dari Desa Pamona ke wilayah Wotu, dan batu menhir Watu Mpogaa ini terletak di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Menhir Watu Mpogaa (Watu Mpoga'a) adalah batu menhir bersejarah di wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, yang didapatkan oleh peneliti-peneliti asal Belanda diantaranya Reinder Fennema, Albertus Christiaan Kruyt, dan juga peneliti asal Swedia yaitu Walter Kaudern yang pada tahun 1916 juga ikut meneliti sejarah batu menhir Watu Mpogaa yang masih bisa ditemukan sampai saat ini di Tentena.[2] Dan kemudian batu menhir Watu Mpogaa hasil temuan peneliti tersebut dihubungkan dengan penyebaran orang Toraja dari asalnya di wilayah Sulawesi Selatan ke beberapa wilayah di Sulawesi bagian tengah (midden celebes).[3]
Di Sulawesi bagian tengah (midden celebes) yaitu Wilayah Grup Poso-Tojo, istilah Toraja dinamakan Belanda untuk mengidentifikasikan Suku Bare'e (Alfouren) yang masih beragama Lamoa (Tuhan PueMpalaburu), dan semua Suku Bare'e (Bare'e-Stammen) yang masih beragama Lamoa harus mengakui dirinya adalah orang Toraja (Toradja) dan bukan lagi Bare'e, Suku Bare'e yang mengakui dirinya adalah orang Toraja (Toradja) inilah yang setelah diteliti asalnya berasal dari Legenda desa Pamona yang semua penduduk Toraja yang didapatkan Belanda dari wilayah Poso-Tojo tersebut berasal dari Wotu, Luwu Timur.[4] Walaupun begitu masih sangat banyak juga Suku Bare'e yang beragama Lamoa yang ikut Suku Bare'e yang beragama Islam (Mohammadisme) karena Suku Bare'e tersebut tidak cocok dengan gaya hidup orang Belanda yang berkulit putih dan berambut kuning. Tetapi perkembangannya Suku Bare'e yang beragama Lamoa lebih banyak yang ikut dengan Suku Bare'e yang beragama islam karena belum terbiasa dengan kebiasaan hidup Orang-orang Belanda yang berkulit putih dan bermata biru.
Dan dengan adanya para "Toradja" dari wilayah Grup Poso-Tojo, yang kemudian diistilahkan Belanda dengan istilah "Van Heiden Tot Christen"[5], yang kemudian disekolahkan di sekolah-sekolah Belanda yang ada di wilayah Grup Poso-Tojo untuk mempelajari tujuh "batu penyebaran" atau disebut Watu Mpoga'a (Vatu Mpogaa) yang batu menhirnya masih dapat ditemukan sampai saat ini di Tentena.[6] Setelah mempelajari Watu Mpoga'a[7], maka para Toraja yang telah menjadi Umat Kristen tersebut mengetahui asal usul mereka sebelum berada di wilayah Grup Poso-Tojo yaitu berasal dari wilayah Wotu, Luwu Timur.[8].