Wilhelmina | |||||
---|---|---|---|---|---|
Ratu Belanda | |||||
Berkuasa | 23 November 1890 - 4 September 1948 (57 tahun, 286 hari) | ||||
Pendahulu | William III | ||||
Penerus | Juliana | ||||
Ratu Hindia Belanda | |||||
Berkuasa | 23 November 1890 - 8 Maret 1942 | ||||
Pendahulu | William III | ||||
Penerus | Juliana | ||||
Gubernur Jenderal | Cornelis Pijnacker Hordijk Carel Herman Aart van der Wijck Willem Rooseboom Johannes Benedictus van Heutsz Alexander Willem Frederik Idenburg Johan Paul van Limburg Stirum Dirk Fock Andries Cornelis Dirk de Graeff Bonifacius Cornelis de Jonge Alidius Tjarda van Starkenborgh Stachouwer | ||||
Kelahiran | Den Haag, Belanda | 31 Agustus 1880||||
Kematian | 28 November 1962 Apeldoorn, Belanda | (umur 82)||||
Pemakaman | 8 Desember 1962 | ||||
Pasangan | Hendrik dari Mecklenburg-Schwerin | ||||
Keturunan | Juliana dari Belanda | ||||
| |||||
Wangsa | Keluarga Oranye-Nassau | ||||
Ayah | William III dari Belanda | ||||
Ibu | Emma dari Waldeck dan Pyrmont | ||||
Agama | Reformed Protestan |
Ratu Wilhelmina (Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau; (31 Agustus 1880 – 28 November 1962), Putri Orange-Nassau, adalah Ratu Belanda sejak 1890 - 1948 dan Ibu Suri (dengan sebutan Putri) sejak 1948 - 1962. Ia memimpin Belanda selama lebih dari 50 tahun, lebih lama daripada penguasa monarki kerajaan Belanda lainnya. Masa kekuasannya menjadi saksi beberapa titik perubahan di Belanda dan sejarah dunia: Perang Dunia I dan Perang Dunia II, Krisis Ekonomi tahun 1933, dan juga kejatuhan Belanda sebagai penguasa kolonial.
Ia paling dikenang untuk perannya dalam Perang Dunia II di mana ia membuktikan dirinya sebagai inspirasi besar bagi gerakan perlawanan rakyat Belanda dan sebagai pemimpin utama pemerintahan Belanda di pengasingan.