Xiongnu | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Abad ke-3 SM–460-an M | |||||||||||
Wilayah Xiongnu (hijau), Sekitar 250 SM | |||||||||||
Status | Konfederasi Nomad | ||||||||||
Ibu kota | Longcheng (龙城/蘢城), dekat Khoshoo Tsaidam (Mongolia modern), dijadikan tempat pertemuan tahunan, dan ibukota de facto | ||||||||||
Agama | Kemungkinan Tengriisme[1][2] | ||||||||||
Chanyu | |||||||||||
• 240–209 SM | Touman | ||||||||||
• 94–118 M | Feng-hou (Utara) | ||||||||||
• 195 M | Huchuquan (Selatan) | ||||||||||
Sejarah | |||||||||||
• Didirikan | Abad ke-3 SM | ||||||||||
• Dibubarkan | 460-an M | ||||||||||
| |||||||||||
Sejarah Xinjiang |
---|
Xiongnu (Hanzi: 匈奴; Pinyin: Xiōngnú; Wade–Giles: Hsiung-nu; Middle Chinese Guangyun: [xi̯woŋ˥˩nu˩]) adalah bangsa kuno berbasis nomad yang mendirikan suatu negara atau konfederasi di Mongolia dan Tiongkok.[3] Sebagian besar informasi mengenai Xiongnu berasal dari sumber-sumber Tiongkok, sehingga nama-nama dan gelar Xinongnu yang diketahui sekarang merupakan transliterasi bahasa Tionghoa dari bahasa asli Xiongnu.
Identitas inti etnik Xiongnu tak diketahui secara pasti, karena hanya sedikit kata, terutama gelar dan nama pribadi, yang terdapat dalam sumber-sumber Tiongkok. Pendapat dari sejarawan mengenai bahasa yang dituturkan oleh bangsa Xiongnu antara lain bahasa Mongol, bahasa Turk, bahasa Yenisi,[4][5] bahasa Tokharia, dan bahasa Ural.[6] Nama Xiongnu kemungkinan merupakan kognat bagi nama suku Hun, namun bukti untuk pendapat ini cukup kontroversial.[5][7]
Sumber-sumber Tiongkok dari abad ke-3 SM melaporkan bahwa bangsa Xiongnu mendirikan sebuah kekaisaran di bawah Modu Chanyu, pemimpin agung mereka setelah tahun 209 SM.[8] Kekaisaran ini membentang melampau perbatasan Mongolia modern. Setelah mengalahkan suku Yuezhi yang sebelumnya dominan pada abad ke-2 SM, Xiongnu menjadi kekuasaan yang dominan di stepa di Asia timur. Mereka aktif di Siberia, Mongolia, Manchuria barat, dan provinsi Mongolia Dalam, Gansu dan Xinjiang di Tiongkok. Hubungan antara dinasti-dinasti awal Tiongkok dengan Xiongnu cukup rumit, dengana adanya periode konflik militer dan intrik yang berulang dan silih berganti, serta ada pula pertukaran upeti, perdagangan, dan kesepakatan pernikahan.