Yesus sebagai tokoh dalam sejarah merujuk kepada upaya rekonstruksi kehidupan Yesus dari Nazaret,[1][2][3] berdasarkan metode historis, termasuk analisis kritikal Alkitab terhadap naskah-naskah Injil sebagai sumber utama biografi-Nya, diiringi dengan pertimbangan konteks sejarah dan budaya di tempat Ia pernah hidup.[1][2][4] Dengan menggunakan sumber-sumber non-Alkitab, para sejarawan berusaha merekonstruksi bahwa Yesus adalah: guru/rabi Yahudi yang memiliki sekelompok pengikut dari Galilea, dan setelah beberapa tahun masa pelayanannya, disalibkan oleh pemerintah Romawi di Provinsi Iudaea pada masa Pontius Pilatus menjabat sebagai gubernur.
Rekonstruksi ini dibedakan dari sekadar bertanya "Apakah Yesus pernah ada?", karena sudah diterima kenyataan bahwa Yesus memang pernah ada,[5][6][7][8] meskipun terdapat spektrum pendapat yang luas seberapa dekatnya figur "Yesus" yang diperkenalkan oleh gerakan Kristen mula-mula dengan kenyataan "Yesus sebagai tokoh dalam sejarah".[9]
Upaya rekonstruksi ini dilakukan dengan berbagai agenda, mulai dari mereka yang bermaksud memastikan pandangan Kristen mengenai Yesus, maupun yang berusaha menolak Kekristenan, atau yang berharap untuk mempelajari kehidupan Yesus dengan harapan mengubah sebab musabab sosial.[10][11][12][13][14] Pada abad ke-21, pendekatan "maximalist" dari abad ke-19 yang menerima semua isi Injil, maupun kecenderungan "minimalist" di awal abad ke-20 yang sama sekali menolak Injil, keduanya ditinggalkan dan para ilmuwan mulai berfokus pada apa yang menurut sejarah memungkinkan dan menguatkan mengenai kehidupan Yesus.[15][16][17][18]
- ^ a b Amy-Jill Levine in the The Historical Jesus in Context edited by Amy-Jill Levine et al. 2006 Princeton Univ Press ISBN 978-0-691-00992-6 pages 1-2
- ^ a b Jesus: Apocalyptic Prophet of the New Millennium by Bart D. Ehrman (Sep 23, 1999) ISBN 0-19-512473-1 Oxford Univ Press pages ix-xi
- ^ Jesus Remembered Volume 1, by James D. G. Dunn 2003 ISBN 0-8028-3931-2 pp. 125-127
- ^ Ehrman, Bart. The New Testament: A Historical Introduction to the Early Christian Writings. New York: Oxford University Press, 2003. ISBN 0-19-515462-2, chapters 13, 15
- ^ Dalam sebuah ulasan situasi kesarjanaan modern pada tahun 2011, Bart Ehrman (seorang agnostik sekuler) menulis: "Ia (Yesus) jelas pernah ada, sebagaimana rasanya semua sarjana yang kompeten di bidang zaman kuno, baik orang Kristen maupun bukan, setuju." B. Ehrman, 2011 Forged: writing in the name of God ISBN 978-0-06-207863-6. page 285
- ^ Robert M. Price (seorang ateis yang menyangkal keberadaan Yesus) setuju bahwa pandangan ini bertentangan dengan apa yang diterima oleh mayoritas sarjana: Robert M. Price "Jesus at the Vanishing Point" dalam The Historical Jesus: Five Views suntingan James K. Beilby & Paul Rhodes Eddy, 2009 InterVarsity, ISBN 0-281-06329-X halaman 61
- ^ Michael Grant (seorang penganut klasisisme) menyatakan bahwa "Dalam tahun-tahun terakhir, 'tidak ada sarjana serius yang mencoba menyampaikan postulat bahwa Yesus tidak ada dalam sejarah' atau mungkin sangat sedikit sekali, dan mereka tidak berhasil mengemukakan bukti yang lebih kuat dari kebalikannya yang didukung bukti sangat banyak." dalam Jesus: An Historian's Review of the Gospels oleh Michael Grant 2004 ISBN 1-898799-88-1 halaman 200
- ^ Richard A. Burridge menyatakan: "Ada orang yang berargumen bahwa Yesus hanyalah sepotong dari imaginasi Gereja, bahwa Yesus sama sekali tidak pernah ada. Saya harus berkata bahwa saya tidak tahu adanya sarjana terhormat yang mengatakan itu lagi." dalam Jesus Now and Then oleh Richard A. Burridge dan Graham Gould (1 April 2004) ISBN 0-8028-0977-4 halaman 34
- ^ Jesus as a Figure in History: How Modern Historians View the Man from Galilee oleh Mark Allan Powell 1998 ISBN 0-664-25703-8 halaman 168–173
- ^ Allison, Dale (2009-02). The Historical Christ and the Theological Jesus. Wm. B. Eerdmans Publishing. hlm. 59. ISBN 978-0-8028-6262-4. Diakses tanggal 2011-Jan-09.
We wield our criteria to get what we want.
- ^ John P. Meier (26 May 2009). A Marginal Jew: Rethinking the Historical Jesus, Law and Love. Yale University Press. hlm. 6–. ISBN 978-0-300-14096-5. Diakses tanggal 27 August 2010.
- ^ Akenson, Donald (1998). Surpassing wonder: the invention of the Bible and the Talmuds. University of Chicago Press. hlm. 539–555. ISBN 978-0-226-01073-1. Diakses tanggal 2011-Jan-08.
...The point I shall argue below is that, the agreed evidentiary practices of the historians of Yeshua, despite their best efforts, have not been those of sound historical practice...
- ^ Clive Marsh, "Diverse Agendas at Work in the Jesus Quest" in Handbook for the Study of the Historical Jesus by Tom Holmen and Stanley E. Porter (Jan 12, 2011) ISBN 90-04-16372-7 pages 986-1002
- ^ Clive Marsh "Quests of the Historical Jesus in New Historicist Perspective" in Biblical Interpretation Journal Volume 5, Number 4, 1997, pp. 403-437(35)
- ^ The Historical Jesus of the Gospels by Craig S. Keener (Apr 13, 2012) ISBN 0-8028-6888-6 page 163
- ^ Jesus in Contemporary Scholarship by Marcus J. Borg (Aug 1, 1994) ISBN 1-56338-094-3 pages 4-6
- ^ Studying the Historical Jesus: Evaluations of the State of Current Research by Bruce Chilton and Craig A. Evans (Jun 1998) ISBN 90-04-11142-5 page 27
- ^ John P. Meier "Criteria: How do we decide what comes from Jesus?" in The Historical Jesus in Recent Research by James D. G. Dunn and Scot McKnight (Jul 15, 2006) ISBN 1-57506-100-7 page 124 "Since in the quest for the historical Jesus almost anything is possible, the function of the criteria is to pass from the merely possible to the really probable, to inspect various probabilities, and to decide which candidate is most probable. Ordinarily the criteria can not hope to do more."