Zooid adalah satu hewan yang merupakan bagian dari suatu hewan koloni. Gaya hidup ini sudah digunakan dari berbagai jenis hewan dari takson-takson berbeda dan tidak berkerabat. Zooid merupakan organisme multisel, dengan struktur yang mirip dengan hewan soliter lainnya. Zooid-zooid tersebut dapat terhubung melalui jaringan (seperti pada koral, Catenulida, Siphonophorae, Pyrosoma dan Ectoprocta) atau memiliki eksoskeleton bersama (seperti pada Bryozoa dan Pterobranchia).[1] Organisme koloni secara keseluruhan disebut sebagai zoon /ˈzoʊ.ɒn/, jamaknya adalah zoa. (dari kata bahasa Yunani Kuno ζῷον/ζῷα, berarti "hewan")
Zooid dapat memiliki ciri polimorfis. Sebagai contoh, bryozoa hidup dapat memiliki zooid-zooid berbeda yang masing-masing beradaptasi untuk suatu fungsi berbeda, seperti mencari makan, menjangkarkan koloni ke substratum, dan sebagai embrio.[2] Namun, bryozoa fosil adalah satu-satunya organisme koloni yang zooidnya terbentuk pada saat hidup.[3]
Terdapat hubungan antara ukuran beberapa zooid dengan suhu.[4] Variasi pada ukuran zooid pada fosil-fosil koloni dapat digunakan sebaga indikator suhu dan musiman laut pada masa prasejarah.[5][6]
Istilah zooid juga pernah digunakan untuk merujuk suatu sel organik atau sebuah tubuh yang terorganisir yang memiliki pergerakan independen pada suatu organisme hidup, seperti gamet motil seperti spermatozoon (dalam alga, sekarang dikenal sebagai zoid), atau suatu organisme independen mirip hewan yang dihasilkan secara aseksual seperti oleh tunas atau fisi.