Tulisan Batak

Surat Batak [a]
Surat na Sampulu Sia
Si Sia-sia
Aksara Batak
Jenis
BahasaRumpun bahasa Batak
Tempoh masa
s. 1300–kini
Aksara induk
Menurut hipotesis hubungan antara abjad Aramea dengan Brahmi, maka silsilahnya sebagai berikut:
Dari aksara Brahmi diturunkanlah:
Aksara kerabat
Bali
Batak
Baybayin
Bugis
Jawa
Lampung
Makassar
Rejang
Rencong
Sunda Kuno
Arah tulisKiri-ke-kanan
ISO 15924Batk, 365
Alias Unikod
Batak
U+1BC0–U+1BFF

Surat Batak, disebut juga sebagai Surat na Sampulu Sia (kesembilan belas huruf), Si Sia-sia, Aksara Batak atau Tulisan Batak, adalah salah satu aksara tradisional Indonesia yang berkembang di wilayah masyarakat Batak, Sumatera Utara. Surat Batak terdiri dari beberapa varian yang digunakan untuk menulis enam rumpun bahasa Batak: Batak Angkola, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Pakpak, Batak Simalungun, dan Batak Toba.[1] Aksara ini merupakan turunan dari aksara Brahmi India melalui perantara aksara Kawi. Surat Batak aktif digunakan oleh masyarakat Batak setidaknya sejak abad ke-18 hingga penggunaannya berangsur-angsur memudar pada abad ke-20. Aksara ini masih diajarkan di Sumatera Utara sebagai bagian dari muatan lokal, tetapi dengan penerapan yang terbatas dalam kehidupan sehari-hari.

Surat Batak adalah sistem tulisan abugida yang terdiri dari 19 aksara dasar dengan tambahan beberapa aksara pada varian tertentu. Seperti aksara Brahmi lainnya, setiap konsonan merepresentasikan satu suku kata dengan vokal inheren /a/ yang dapat diubah dengan pemberian diakritik tertentu. Surat Batak dibaca dari kiri ke kanan. Secara tradisional, aksara ini ditulis tanpa spasi antarkata (scriptio continua) dengan tanda baca yang minimal.


Ralat petik: Tag <ref> wujud untuk kumpulan bernama "lower-alpha", tetapi tiada tag <references group="lower-alpha"/> yang berpadanan disertakan

  1. ^ Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama uni

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Tubidy