Lusotropikalisme

Lusotropikalisme atau Luso-tropikalisme adalah istilah yang pertama kali dicetuskan oleh sosiolog Brasil Gilberto Freyre[1] untuk mendeskripsikan karakter imperialisme Portugis yang berbeda.[1] Ia mengklaim bahwa bangsa Portugis adalah penjajah yang lebih baik daripada negara-negara Eropa lainnya.[2] Bangsa Portugis juga dianggap lebih manusiawi, bersahabat dan lebih mampu menyesuaikan diri dengan iklim dan budaya yang berbeda, karena mereka memiliki iklim yang hangat dan juga pernah dihuni oleh suku bangsa Kelt, Romawi, Visigoth, Moor dan kelompok-kelompok lain pada masa pramodern.[2] Selain itu, pada abad ke-20, Portugal adalah negara imperialis dengan jajahan terlama di luar negeri (beberapa wilayah bahkan telah dijajah selama lima abad). Lusotropikalisme menyanjung unsur demokrasi rasial dan misi memperadabkan di Imperium Portugal, termasuk perilaku pro-amalgamasi di wilayah jajahan/seberang laut.[2]

  1. ^ a b Writing captivity in the early modern Atlantic: circulations of knowledge and authority in the Iberian and English imperial worlds Lisa Voigt 2009 halaman 15
  2. ^ a b c Miguel Vale de Almeida, Portugal’s Colonial Complex: From Colonial Lusotropicalism to Postcolonial Lusophony

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Tubidy