Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Maharani Myeongseong 명성황후 | |||||
---|---|---|---|---|---|
Maharani dari Korea | |||||
Ratu dari Joseon | |||||
Periode | 20 Maret 1866 – 1 November 1873 | ||||
Pendahulu | Ratu Cheorin | ||||
Penerus | Ratu Sunjeong | ||||
Periode | 1 Juli 1894 - 6 Juli 1895 | ||||
Pendahulu | Ratu Cheorin | ||||
Penerus | Ratu Sunjeong | ||||
Ratu dari Joseon | |||||
Periode | 1 November 1873 - 1 July 1894 | ||||
Pendahulu | Heungseon Daewongun / Ratu Shinjeong | ||||
Penerus | None | ||||
Monarch | Gojong | ||||
Periode | 6 Juli 1895 - 8 Oktober 1895 | ||||
Pendahulu | Regained title | ||||
Penerus | Tidak ada | ||||
Monarch | Gojong | ||||
Informasi pribadi | |||||
Kelahiran | 17 November 1851 Seomrak-ri, Geundong-myeon, Yeoju, Gyeonggi, Korea | ||||
Kematian | 8 Oktober 1896 Okhoru Pavilion, Geoncheong Palace, Gyeongbok Palace, Korea | (umur 44)||||
Pemakaman | |||||
Wangsa | Yeoheung Min | ||||
| |||||
Ayah | Min Chi-Rok | ||||
Ibu | Ibunda Hanchang Hansan Yi clan | ||||
Pasangan | |||||
Anak |
| ||||
Agama | Shamanism |
Korean name | |
Hangul | 명성황후 |
---|---|
Hanja | 明成皇后 |
Alih Aksara | Myeongseong Hwanghu |
McCune–Reischauer | Myŏngsŏng Hwanghu |
Nama lahir | |
Hangul | 민자영 |
Hanja | 閔玆暎 |
Alih Aksara | Min Ja-yeong |
McCune–Reischauer | Min Cha-yŏng |
Maharani Myeongseong (19 Oktober 1851 – 8 Oktober 1895, juga dikenal dengan nama Ratu Min) adalah seorang ratu sekaligus istri pertama dari Kaisar Gojong, raja ke-26 dari Dinasti Joseon. Pada tahun 1902, ia mendapatkan gelar penuh Hyoja Wonseong Jeonghwa Hapcheon Honggong Seongdeok Myeongseong Taehwanghu (孝慈元聖正化合天洪功誠德明成太皇后) yang disingkat menjadi Myeongseong Hwanghu (明成皇后).
Pemerintahan kolonial Jepang menganggap Myeongseong sebagai kerikil dalam usaha ekspansi kolonialismenya. Berbagai usaha untuk mengenyahkannya dari arena politik sengaja dilakukan oleh ayah dari Raja Gojong, Heungseon Daewongun (tokoh yang dikenal sangat dekat dengan Jepang). Namun, hal ini malah membuatnya semakin keras dalam menentang Jepang.
Setelah kemenangan Jepang dalam Perang Tiongkok-Jepang, Ratu Min semakin mempererat hubungan Joseon dan Rusia untuk mengantisipasi pengaruh Jepang yang semakin meluas atas Korea karena Heungseon Daewongun yang memihak Jepang. Gubernur Jepang untuk Korea saat itu adalah pensiunan letnan jenderal bernama Miura Goro. Miura Goro diduga berada di belakang faksi yang didirikan Daewongun untuk mendukung Jepang.
Maharani Myeongseong mengalami akhir hidup yang mengenaskan pada pagi hari tanggal 8 Oktober 1895 karena dibunuh oleh mata-mata yang menyusup ke Istana Gyeongbok.
Pembunuhan Maharani Myeongseong menimbulkan protes dunia internasional. Untuk meredakan kritikan, pemerintah Jepang memanggil Miura dan menuntutnya di Pengadilan Distrik Hiroshima, sementara para personel militer yang terlibat didakwa di pengadilan militer. Namun keputusan hakim menyatakan mereka tidak bersalah karena tidak ditemukan adanya bukti yang cukup kuat.
Setelah peristiwa Aneksasi Jepang oleh Korea pada tahun 1910, Miura diberi penghargaan dan jabatan di Dewan Pribadi (Sumitsuin), badan penasihat Kaisar Jepang.
Di Korea Selatan, perhatian masyarakat semakin meningkat terhadap profil kehidupannya yang berakhir tragis. Kisah hidupnya diangkat dalam berbagai pertunjukkan drama tv dan teater musikal serta novel-novel. Ia dianggap sebagai salah seorang pahlawan wanita yang berperan penting dalam politik dan diplomasi untuk mempertahankan harga diri negara daripada campur tangan pihak asing.